Dia selalu mengingat tujuannya untuk menjadi seorang dokter yang bisa membantu banyak orang. Setelah lulus dari universitas, Dinda bergabung dengan sebuah rumah sakit sebagai dokter umum. Meskipun pekerjaannya sangat melelahkan, Dinda sangat bahagia karena dia telah berhasil mengejar cita-citanya.
Rasa iba pada anak-anak korban perang, membuat Nadia terus penasaran, mengapa Israel dan Palestina terus berkonflik. Ia akhirnya memutuskan untuk cepat-cepat pulang ke rumah dan menanyakan kepada kedua orangtuanya. Dalam perjalanan pulang ke rumah, Nadia melihat sekumpulan anak muda berdiri di persimpangan jalan, mereka memegang kotak amal dan

(Cita-Cita) Menjadi Seorang Dokter. Menjadi dokter merupakan cita-cita ku sejak aku masih kecil, karena menurutku dengan menjadi dokter kita bisa membantu orang yang sedang sakit dan membutuhkan pertolongan.

Sangat wajar karena dalam kehidupan sehari-hari mereka dekat dengan dunia dokter dan guru. Cita-cita menjadi dokter, guru, itu mungkin suatu hal mainstream alias cukup umum, tetapi, ketika besar sering kali tidak tercapai. Banyak alasannya, salah satunya mengganti cita-cita setelah besar.

Perlu kosentrasi dan pengetahuan. Aku pun bersyukur tak menjadi dokter karena baru ku sadari bahwa aku ini pelupa dan ceroboh. Jika ku jadi dokter,mungkin alat jahit akan tinggal di perut pasien. :) Dosen kupernah berkata,"Kalian patut bersyukur menjadi mahasiswa/i di sini, karena kalian bisa merugikan mata pencaharian para dokter.

Aku bercita cita menjadi seorang dokter. Saat ada orang yang sakit aku akan mengobatinya sampai sembuh. Kalau ada orang yang tidak punya uang untuk berobat tetap akan kuobati. Karena kesehatan itu sangatlah mahal. Saat di sekolah pak guru menanyakan cita cita ada yang ingin menjadi penari, pilot, pengacara, pemain bola dan lain lainnya. 1. "Dokter? Dokter? Dokter!" teriak Susan. "Yaa! Apa? Ada apa?" jawab Sang Dokter, tersadar. Sosok di depannya, nampak ada 3. Kemudian 2. Kemudian… "Dokter! Lorong 3! Jam makan siang Anda akan terganggu, namun ini perintah dari Head Chief! Bulan ini menegangkan, Dok! Anda sebaiknya bersiap dengan baik!" jawab Susan, kesal. Dan cerpen itu bertemakan tentang cita-citaku. Pada saat saya duduk di bangku SD kelas 1 saya memiliki cita-cita menjadi Pilot, tetapi entah mengapa pada saat saya duduk di bangku SD kelas 5/6 cita-cita saya luntur, dan pada kelas 7 dan 8 ketika guru saya menanyakan cita-cita saya. yaitu menjadi seorang Dokter, tetapi saya baru sadar dan "Kamu harus punya mimpi masuk universitas negeri terkemuka. Mimpi kamu harus melampaui kakak-kakakmu. Kalau kamu tidak mau jadi dokter, kamu boleh ambil teknik pertambangan." Kata Ayahku di depan keluarga besar kami. ADVERTISEMENT. Aku Ankarian, anak terakhir dari enam bersaudara. Keluargaku termasuk keluarga yang disegani oleh masyarakat sekitar. .
  • ku0ek9i3a1.pages.dev/661
  • ku0ek9i3a1.pages.dev/16
  • ku0ek9i3a1.pages.dev/550
  • ku0ek9i3a1.pages.dev/41
  • ku0ek9i3a1.pages.dev/940
  • ku0ek9i3a1.pages.dev/314
  • ku0ek9i3a1.pages.dev/409
  • ku0ek9i3a1.pages.dev/104
  • ku0ek9i3a1.pages.dev/279
  • ku0ek9i3a1.pages.dev/76
  • ku0ek9i3a1.pages.dev/847
  • ku0ek9i3a1.pages.dev/466
  • ku0ek9i3a1.pages.dev/14
  • ku0ek9i3a1.pages.dev/713
  • ku0ek9i3a1.pages.dev/619
  • cerpen tentang cita cita menjadi dokter